Minggu, 23 Agustus 2009

Mahasiswa Desak Pemberantasan Korupsi



Radar Banten,

Mahasiswa yang melakukan longmarch dari Masjid Agung Serang ini, mengusung isu pemberantasan korupsi, menyambut HUT Republik Indoneisa pada 17 Agustus mendatang.
Koordinator aksi, Rudi Hermawan mengatakan, meski Indonesia sudah merdeka dari tangan penjajah asing, namun Indonesia belum merdeka sepenuhnya. “Kita belum merdeka dari yang namanya korupsi,” teriak Rudi, di tengah aksi, Kamis (13/8).
Dalam aksi yang dimulai sekitar pukul 10.00 itu, mereka juga membawa bendera Merah Putih berukuran 6 x 10 meter. Rudi mengatakan, kemiskinan dan kebodohan yang dialami rakyat Indonesia merupakan imbas akibat adanya korupsi. “Di Banten sendiri penanganan kasus korupsi terkesan tebang pilih. Para pemain utamanya justru tak ditindak secara hukum,” ulasnya.
Ia menyebutkan, sejumlah kasus korupsi yang belum tuntas, antara lain, kasus dana perumahan, Kubangsari, kasus suap Bupati Pandeglang Dimyati Natakusumah, serta kasus Pasar Induk Rau (PIR). Ditegaskan, dari sejumlah kasus yang ia sebutkan, para pemain utama di balik kasus korupsi tersebut malah belum dijerat hukum.
“Buktinya, kasus suap yang melibatkan Dimyati, hingga kini Dimyati belum ditangkap. Belum lagi kasus PIR, sang jenderal masih berlenggang di sana,” tandasnya. Oleh karena kenyataan itu, kata Rudi, Indonesia dan Banten khususnya belum merdeka dari korupsi.
Rudi mengatakan, bendera raksasa yang dibawa mereka sebagai kritikan terhadap elit penguasa dan elit politik. “Kami menilai, mereka gagal mendidik rakyat tentang nasionalisme. Saat mereka kampanye, baligo partai dan foto diri mereka dipasang besar-besar. Tapi sekarang, saat menjelang hari kemerdekaan RI, bendera yang dipasang hanya kecil,” tandas Rudi.
Usai melakukan aksi, dan tidak berhasil masuk ke dalam kantor Gubernur, massa pun membubarkan diri dengan tertib. (cr-2)

0 komentar: